Valentine's Salon

Karena Laba-Laba, Rupert Grint Tak Bisa ke Mana-Mana Barbie Hsu Pensiun dari Dunia Akting Hamil, Aishwarya Dapat Ucapan Selamat dari Mantan Zaskia A Mecca Anaknya Mengalami Luka Bakar Wulan Guritno Tak Sadar Telah Hamil 4 Bulan Resmi Bercerai Aa Gym Siap Keluarkan 100 Juta Untu... Kota-kota Paling 'Berbahaya' di Asia Manohara Minta Maaf Peredaran Foto Seksinya Kemenangan Lilyana-Tantowi Pemerintah Mulai Kewalahan Bayar Gaji PNS

Rampok Cuma Satu Dolar Demi Fasilitas Kesehatan di Penjara

Advertisements

TRIBUNNEWS.COM, AMERIKA - Demi mendapakan jaminan kesehatan, seorang pria berumur 59 tahun merampok hanya 1 dolar Amerika dari Bank RBC di Carolina Timur. James Richard Verone seorang mantan sopir truk perusahaan Coca-cola mengaku belum pernah berurusan dengan hukum sebelumnya. Tetapi aksi tersebut sengaja dilakukannya untuk mendapatkan jaminan kesehatan gratis di penjara.

Verone yang sedang menganggur mempunyai penyakit tumbuh daging di dada, persendiannya retak, dan memiliki masalah kesehatan di bagian kaki kiri. Karena tidak memiliki uang dan asuransi kesehatan, ia memutar otak hingga muncul ide untuk merampok. Ia percaya, penjara adalah tempat terbaik untuk memperhatikan penyakit yang dideritanya.

Rabu (22/6/2011) ia pun masuk ke bank dan menyerahkan sebuah catatan kepada teller yang bunyinya "Ini adalah perampokan bank. Tolong beri saya 1 dolar AS,".

Dia kemudian duduk di kursi yang berada di bank tersebut sambil menunggu polisi tiba.

"Saya orang yang logis dan itu logika saya. Dengan maksud itulah saya datang," kata Verone seperti dikutip dari telegraph co.uk kamis (23/6/2011).

"Saya ingin tindakan saya diketahui, bahwa ini bukan karena alasan keuangan tetapi karena alasan medis." tambahnya

Verone yang tidak menggunakan senjata dalam perampokan tersebut, berharap dihukum tiga tahun penjara sehingga ia terus menerima perawatan kesehatan.

"Saya kira saya bisa memanipulasi pengadilan untuk mendapatkan perawatan medis," ucapnya.

Hal diatas merupakan sebuah gambaran bagi semua negara, khususnya Indonesia yang masyarakatnya tidak dilidungi oleh jaminan sosial. Sehingga masyarakat yang tidak mampu membayar biaya kesehatan hanya bisa berpasrah menanti kematian atau melakukan tidak kejahatan karena frustasi.